Suara.com - Pakar keamanan siber memperingatkan potensi besar kebocoran data yang terjadi saat karyawan bekerja di transportasi umum.
Kebiasaan membuka email kantor atau mengakses dokumen sensitif di tempat umum bisa menjadi celah bagi pelaku kejahatan siber untuk mencuri informasi berharga.
Menurut riset terbaru dari Kaspersky, sekitar 66% penumpang transportasi umum mengaku menulis email terkait pekerjaan selama perjalanan, sementara 29% lainnya menyelesaikan dokumen penting tanpa memperhatikan orang di sekitarnya.
Lebih dari itu, 35% penumpang mendengar percakapan telepon terkait bisnis yang berisi informasi sensitif. Hal ini menciptakan risiko besar terhadap kebocoran data yang dapat merugikan perusahaan.
David Emm, Kepala Peneliti Keamanan di Kaspersky, menyatakan bahwa kebocoran data yang tidak disengaja ini sering kali berawal dari tindakan yang tampak sepele.
"Banyak orang tanpa sadar mengekspos informasi strategis seperti data keuangan atau pasien di tempat umum. Kebocoran seperti ini bisa berakibat fatal, baik bagi individu yang terlibat maupun perusahaan tempat mereka bekerja," ujarnya dikutip dari Unilad pada Jumat (20/9/2024).
Informasi yang tampaknya tidak terlalu penting, seperti proses internal atau diskusi kerja ringan, tetap menjadi target menarik bagi pelaku kejahatan siber.
Emm menjelaskan bahwa data tersebut dapat digunakan dalam serangan phishing atau upaya penyusupan lain ke dalam sistem perusahaan.
Di sektor-sektor seperti keuangan, perawatan kesehatan, dan hukum, bekerja di tempat umum yang tidak aman bahkan melanggar peraturan ketat seperti GDPR, yang dapat berujung pada tindakan hukum dan kerugian besar bagi perusahaan.
Dengan ancaman kebocoran data yang semakin meningkat, karyawan disarankan untuk tidak mengakses informasi bisnis di tempat umum, dan memastikan keamanan data tetap menjadi prioritas, terutama di lingkungan yang tidak terlindungi seperti transportasi umum atau kafe.