• Indonesia
  • English
  • 日本語
  • 简体中文
  • Россия
  • हिन्दी भाषा
  • ภาษาไทย
  • اَلْعَرَبِيَّةُ

4 Menteri Prabowo Turun Tangan, Seberapa Besar Dampak Pailitnya Sritex Hantam Industri?

logo viva.co.id
viva.co.id
4 Menteri Prabowo Turun Tangan, Seberapa Besar Dampak Pailitnya Sritex Hantam Industri?

Tiger.Web.id - Pemerintah bakal mengambil langkah untuk menyelamatkan karyawan PT Sri Rejeki Isman ( Sritex), usai perusahaan tersebut dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri (PN) Semarang. Hal ini pun sesuai dengan instruksi dari Presiden Prabowo Subianto. 

Direktur Ekonomi CELIOS, Nailul Huda menilai langkah penyelamatan itu penting dilakukan. Sebab kontribusi industri Tekstil dan Produk Tekstil ( TPT) besar terhadap ekonomi dan tenaga kerja Indonesia. 

"Penyelamatan Sritex (dan industri tekstil lainnya) sangat diharapkan, karena sumbangan industri TPT yang besar terhadap ekonomi dan tenaga kerja Indonesia. Terlebih Sritex punya pekerja hingga 30 ribu tenaga kerja," ujar Huda saat dihubungi VIVA, Jumat, 25 Oktober 2024. 

Huda mengatakan, pailitnya Sritex bukan hanya berdampak ke industri tekstil. Namun, juga akan memberikan efek ganda atau multiplier ke sektor lainnya. 

"Ekonomi daerah juga sangat terancam merosot cukup jauh, seperti Sukoharjo dan daerah pusat tekstil lainnya," katanya. 

Huda mengakui, dalam beberapa tahun terakhir ini industri tekstil tengah mengalami tekanan yang cukup kuat. Hal ini dipicu oleh kondisi permintaan global seperti AS dan China yang menurun. 

Baca juga: Pigai Minta Rp 20 T Buat Kementeriannya, Politisi PDIP Beri Jawaban Menohok: Bahas Dulu Sama Menko-nya

"Kondisi AS yang sudah membaik pun nampaknya tidak bisa mengangkat permintaan tekstil menjadi lebih baik. Permintaan China melambat yang menimbulkan oversupply di domestik China," ujarnya.

Di sisi lain Huda mengatakan, tekanan produk impor juga menjadi penyebab tertekannya industri tekstil dalam negeri. Dalam hal ini utamanya setelah Kementerian Perdagangan mengeluarkan aturan yang memperlonggar aturan dan syarat impor. 

"Terlebih permintaan dari dalam negeri ikut melambat dan mereka lebih memilih produk impor karena harganya yang lebih murah. Jadi tekanan dari dalam negeri ada, dari luar negeri juga kuat. Maka tak ayal industri TPT tumbang," jelasnya. 

Huda menjelaskan, sumbangsih industri TPT ke industri nasional tercatat cukup besar. Tercatat porsi industri TPT terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mampu mencapai 5,8 persen. 

"Dalam hal penyerapan tenaga kerja pun cukup besar dengan basis pekerja paling banyak di Jawa Tengah. Jumlah pekerja di sektor TPT lebih dari 3,5 juta tenaga kerja," katanya.

Baca juga: Prabowo Buka Acara Pembekalan Anggota Militer di Akmil Magelang

Sehingga dengan itu, Huda menilai penting bagai pemerintahan Prabowo untuk bisa menghentikan laju negatif industri tekstil. 

"Aturan yang memperlonggar impor harap ditertibkan untuk memberikan insentif bagi industri TPT lokal. Bea masuk untuk produk TPT harus dievaluasi jangan sampai menimbulkan gejolak lebih panjang," tekanannya.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pemerintah ditegaskannya segera mengambil langkah untuk menyelamatkan karyawan PT Sritex dari pemutusan hubungan kerja (PHK).

Baca juga: Carikan Kantor untuk Kementerian Baru, Sri Mulyani Data Aset Negara yang Nganggur

"Pemerintah akan segera mengambil langkah-langkah agar operasional perusahaan tetap berjalan dan pekerja bisa diselamatkan dari PHK," kata Agus Gumiwang dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, 25 Oktober 2024.

Agus mengatakan, Presiden RI Prabowo Subianto sudah memerintahkan Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, bersama dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Menteri Tenaga Kerja untuk segera mengkaji beberapa opsi dan skema untuk menyelamatkan Sritex.

"Opsi dan skema penyelamatan ini akan disampaikan dalam waktu secepatnya, setelah empat kementerian selesai merumuskan cara penyelamatan," tuturnya.

Posting Komentar