Calon wali kota Bandung nomor urut 3, Muhammad Farhan, berkeinginan memimpin Kota Bandung dua periode jika pada Pilkada Kota Bandung 2024 terpilih menjadi pemenang.
Komitmen tersebut diungkapkan Farhan di hadapan puluhan pelaku industri kreatif Kota Bandung dalam diskusi santai, silaturahmi, dan ngobrol bersama komunitas clothing dan industri kreatif Kota Bandung di UNKL Tea and Coffee, Jalan Trunojoyo Nomor 4, Citarum, Bandung Wetan, Selasa (12/11/2024).
Dalam pertemuan tersebut, salah satu pelaku usaha industri kreatif menanyakan apakah Farhan hanya menjadikan Pilkada Kota Bandung sebagai batu loncatan untuk ke jenjang politik selanjutnya yang lebih tinggi, seperti Pilkada Jawa Barat.
"Dua periode. Saya komitmen menjadi wali kota Bandung adalah sebuah pekerjaan, bukan untuk memperindah portofolio," tegas Farhan, Selasa malam.
Farhan menambahkan, godaan untuk melangkah ke jenjang politik yang lebih tinggi pasti akan menyambanginya jika ke depan terpilih menjadi wali kota Bandung.
Namun, dia memastikan bakal mengabaikan tawaran tersebut.
"Saya ini orang partai. Partai itu punya tiga tugas, edukasi, partisipasi, dan kompetisi. Sering ketiganya berjalan bersamaan. Saya tetap bodo amat, saya kepingin dua periode (menjadi wali kota)," ungkapnya.
Farhan mengatakan, untuk membangun segala sektor di Kota Bandung tidak mungkin diselesaikan dalam satu periode kepemimpinan.
Menurut dia, kepemimpinan di Pemerintah Kota Bandung harus terus berkelanjutan agar memastikan program dan pembangunan infrastruktur tidak terputus di tengah jalan.
Selama ini, kata Farhan, kepemimpinan di Pemerintah Kota Bandung tidak berkelanjutan.
Masing-masing kepala daerah yang terpilih dalam Pilkada Kota Bandung tidak melanjutkan program dan kebijakan pemimpin sebelumnya.
"(Pembangunan) Infrastruktur itu butuh keberlanjutan. Karena infrastruktur bukan hanya dibangun, tapi mesti dipelihara. Ketika infrastruktur dibangun dan dipelihara serta diperindah, penerus kita harus memastikan melakukan hal yang sama atau lebih baik lagi, jangan sampai abandoned," ucapnya.
Farhan mencontohkan bagaimana Kota Surabaya, Jawa Timur, bisa menjadi salah satu kota terbaik di Indonesia dalam hal pembangunan dan perawatan infrastruktur.
Menurut dia, keberhasilan tersebut tidak lepas dari keberlanjutan visi misi dari kepala daerah sebelumnya ke kepala daerah selanjutnya.
Keberlanjutan pembangunan di Kota Surabaya, lanjut Farhan, dimulai ketika Bambang Dwi Hartono yang kemudian diwariskan kepada Tri Rismaharini hingga akhirnya saat ini berlanjut kepada Eri Cahyadi.
"Pak Bambang DH dan Ibu Risma berhasil membereskan Kalimas, sungai besar di Surabaya yang airnya bau. Tapi sama mereka diberesin dua periode. 10 tahun Pak Bambang dan 10 tahun Ibu Risma. Begitu Bu Risma beres, Sungai Kalimas beres. Bu Risma juga melakukan regenerasi ke Mas Eri. Kalau dihitung, Bandung ini ketinggalan 25 tahun dari Surabaya dalam hal keberlanjutan kepemimpinan," jelasnya.
Farhan pun mengaku akan menyiapkan penggantinya jika berhasil melewati dua periode kepemimpinan.
"Maka setelah dua periode saya akan memastikan pemimpin berikutnya seide dengan saya. Itu hak politik dong, tentu boleh," tandasnya.