• Indonesia
  • English
  • 日本語
  • 简体中文
  • Россия
  • हिन्दी भाषा
  • ภาษาไทย
  • اَلْعَرَبِيَّةُ

Teguran Hakim ke Harvey Moeis sebab Nyerocos Bak Menghafal Jawaban

logo detik.com
detik.com
Teguran Hakim ke Harvey Moeis sebab Nyerocos Bak Menghafal Jawaban

Harvey Moeis ditegur hakim saat menjadi saksi dalam sidang kasus dugaan korupsi pengelolaan timah. Hakim menegur Harvey karena terus-menerus berbicara (nyerocos) tanpa mendengarkan pertanyaan hakim.

Alfis Setiawan adalah hakim anggota penegur Harvey Moeis saat dihadirkan sebagai saksi untuk terdakwa Beneficial owner CV Venus Inti Perkasa dan PT Menara Cipta Mulia, Tamron alias Aon, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (4/11/2024).

Alfis menduga jawaban Harvey telah di-setting. Awalnya, hakim bertanya terkait jumlah minimum dana CSR yang diterima oleh Harvey.

"Di mana diterima (dana CSR)?" tanya hakim.

"Kadang di rumah, kadang-kadang restoran," jawab Harvey.

"Sekali terima berapa?" tanya hakim.

"Macem-macem, Yang Mulia," jawab Harvey.

"Paling minimum berapa?" tanya hakim.

"Tidak ada minimum, Yang Mulia, karena sifatnya sumbangan sukarela," jawab Harvey.

Hakim pun langsung menegur Harvey lantaran menjawab pertanyaan tanpa didengarkan terlebih dulu. Hakim menduga Harvey telah menghafalkan jawaban-jawabannya.

"Itu makanya dengarkan dulu, jangan langsung nyerocos aja. Kayak udah di-setting saudaranya mau ngomong apa, maka nyeorocos aja gitu kan. Pertanyaan saya didengar dulu, maka nggak nyambung saya tanya dengan apa yang saudara jelaskan. Iya kan? Kayaknya udah diajari saudara tadi, jawabnya ini aja atau udah dihafalin gitu kan, maka satu pertanyaan terus lewat gitu kan. Maka dengarkan dulu pertanyaannya apa, paling minimum Saudara terima dari Helena itu berapa jumlahnya?" tanya hakim.

"Saya tidak pernah catat, Yang Mulia," jawab Harvey.

"Itu kan bervariasi?" tanya hakim.

"Betul, Yang Mulia," jawab Harvey.

"Paling sedikit berapa?" tanya Hakim.

"Tidak ada minimum, Yang Mulia," jawab Harvey.

Harvey mengaku tidak pernah mengingat jumlah transaksi dengan crazy rich Pantai Indah Kapuk (PIK) Helena Lim. Hakim pun mengaku aneh lantaran Harvey tidak mencatat transaksi tersebut.

"Kalau paling banyak berapa?" tanya hakim.

"Tidak ingat juga, Yang Mulia," jawab Harvey.

"Bisa juga ya pengusaha sekaliber Saudara, berapa terima uang nggak ingat, maksimalnya berapa, dan juga tidak dicatat. Pengusaha loh, pengusaha batu bara loh Saudara ini. Gimana gitu? Yang masuk akal, dong," cecar hakim.

"Tidak saya catat, Yang Mulia," jawab Harvey.

Hakim lantas mempertanyakan alasan Harvey tidak mencatat transaksi tersebut. Hakim menilai seharusnya Harvey sebagai pengusaha selalu mencatat transaksi dengan siapa pun.

"Ya kenapa tidak dicatat?" tanya hakim.

"Memang tidak saya catat, Yang Mulia," ujar Harvey.

"Ya kenapa tidak?" tanya hakim.

"Itu catatan untuk saya ke depan memperbaiki lebih tertib, Yang Mulia," jawab Harvey.

Posting Komentar